Jumat, 07 Maret 2008

hadis Imam Abu Ja'far as

ْ يَنْتَحِلُ التَشَيُّعَ أَنْ يَقُوْلَ بِحُبِّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ؟ فَوَاللهِ، مَا شِيْعَتُنَا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ و أَطَاعَهُ، وَ مَا كَانُوْا يُعْرَفُوْنَ، يَا جَابِرُ إِلاَّ بِالتَّوَاضُعِ وَ التَّخَشُّعِ وَ اْلأَمَانَةِ وَ كَثْرَةِ ذِكْرِ اللهِ وَ الصَّوْمِ وَ الصَّلاَةِ وَ الْبِرِّ بِالْوَالِدَيْنِ وَ التَّعَاهُدِ لِلْجِيْرَانِ مِنَ الْفُقَرَاءِ وَ أَهْلِ الْمَسْكَنَةِ وَ الْغَارِمِيْنَ وَ اْلأَيْتَامِ وَ صِدْقِ الْحَدِيْثِ وَ تِلاَوَةِ الْقُرْآنِ وَ كَفِّ اْلأَلْسُنِ عَنِ النَّاسِ مِنْ خَيْرٍ، وَ كَانُوْا أُمَنَاءَ عَشَائِرِهِمْ فِيْ اْلأَشْيَاءِ ..."

Jabir bin Abdillah al-Anshari meriwayatkan sebuah hadis dari Imam Abu Ja’far (al-Bâqir) as bahwa beliau pernah berpesan kepadanya seraya berkata, “Apakah cukup bagi seseorang yang memeluk Syi’ah untuk mencintai kami Ahlulbait semata? Demi Allah, pengikut kami hanyalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya. Mereka hanya dikenal, wahai Jabir dengan kerendahan hati, kekhusyukan, menjaga amanat, selalu mengingat Allah, berpuasa, mengerjakan shalat, berbakti kepada kedua orang tua, menenggang rasa para tetangganya yang fakir-miskin, berutang dan yatim, berbicara jujur, membaca al-Qur’an, dan menyetop mulutnya dari membicarakan orang lain kecuali dalam kebaikan. Dan mereka adalah tempat kepercayaan keluarga dan familinya dalam segala sesuatu ...”. (Al-Kâfî, jilid 2, hal.74)

Sudah menjadi satu hal yang lumrah bahwa setiap sekte, perkumpulan, organisasi, partai, badan-badan pemerintahan di dunia menentukan beberapa kriteria dan ketentuan khusus yang harus dimiliki dan ditaati oleh orang-orang yang berada di dalam semua bentuk badan resmi maupun tidak resmi itu. Jika tidak, mereka tidak dianggap sebagai orang yang layak menyandangkan nama organisasi atau sekte tertentu di dada. Misalnya, dalam badan kemiliteran, seseorang dapat dianggap sebagai anggota militer yang sejati jika ia menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan tanah air. Di luar itu, ia tidak dikatakan sebagai anggota militer sejati. NU memiliki persyaratan-persayaratan tertentu sehingga seseorang yang mematuhi dan memenuhi semua persyaratan tersebut, ia dapat dianggap sebagai anggota NU yang sejati. Begitu juga dengan Muhammadiyah.

Dalam hadis singkat di atas, Imam Muhammad al-Bâqir as telah menentukan beberapa kriteria dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang yang mengatakan dirinya pengikut Ahlulbait as (Syi’ah). Kriteria dan karakter-karakter tersebut adalah:

a. Takut kepada Allah, menaati segala perintah dan mejauhi segala larangan-Nya.

b. Kerendahan hati (tawâdhu’).

c. Keskhusyukan (takhasysyu’).

d. Memegang amanat.

e. Selalu mengingat Allah.

f. Berpuasa.

g. Mengerjakan shalat.

h. Berbakti kepada kedua orang tua.

i. Menenggang rasa tetangga yang fakir-miskin, berutang dan yatim.

j. Berbicara benar.

k. Membaca al-Qur’an.

l. Menyetop mulutnya dari membicarakan orang lain kecuali dalam kebaikan.

m. Menjadi kepercayaan keluarga dan familinya dalam segala sesuatu.

Tentunya, semua kriteria dan karakter tersebut tidak mewakili seluruh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang Syi’ah. Hal ini mengingat Imam Bâqir as berbicara sesuai dengan kemampuan pendengar dan kondisi yang memungkinkan saat itu. Meskipun demikian, karakter dan kriteria yang telah disebutkan di atas sudah mewakili untuk seseorang menjadi pengikut Ahlulbait as yang setia. Semoga Allah senantiasa membantu kita menjadi pengikut mereka yang setia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Amin!

Senin, 18 Februari 2008

makam's rosululloh saaw



DU'AA
اَلَّلهُمَّ إِنِّي أَشْكُو إِلَيْكَ ضَعْفَ قُُوَّتِي, وَقِلَّةَ حِيْلَتِي, وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِين, أَنْت
َ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَاَنْتَ رَبّي إِلَى مَنْ تَكِلْنِي؟ إِلَى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي أَمٍ إِلَى عَدُوٍ مَلَّكْتَهُ أَمْرِي؟ إِنْ لَم
ْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَىَّ فَلاَ أُبَاِلي، وَلَكِنَّ عَافِيَتَكَ أَوْسَعُ لِي مِنْ ذُنُوبِي, أَسْأَلُكَ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي
أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ، وَصَلَحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ مِنْ أَنْ يُنْزِلَ عَلَيَّ غَضَبُكَ أَوْ يَحِلُّ عَلَى
َّ سَخَطُُكَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِك
Allaahumma Inniy Ashkuu Ilayka Dha'fa Quwwatiy, Wa Qillata Hiylatiy, Wa Hawaaniy 'Alan-Naas. Yaa Arhamar-Raahimiyn. Anta Rabbul-Mustadhw'afiyn, Wa Anta Rabbiy Ilaa Man Takilniy? Ilaa Ba'iydin Yatajahhamuniy? Am Ilaa 'Aduwwim-Mallaktahu Amriy? In-lam Yakun Bika Ghadhwabun 'Alayya Falaa Ubaaliy, Wa Laakin 'Aafiyataka Awsa'u Liy Min Dhunuubiy. As-aluka Binuuri Wajhika-lladhiy Ashraqat Lahudh-Dhwulumaat, Wa Swalaha 'Alayhi Amrud-Duniyaa Wal-Aakhiratiy Min Ay-yunzila 'Alayya Ghadhwabuka Aw Yahillu 'Alayya Sakhatwuka, Wa Laa Hawlaa Walaa Quwwata Illaa Bik.

ali bin musa arridho as



Allohumma sholli 'ala Muhammad wa Ali Muhammad .Asalamu 'alaika Ya Ali bin Musa Imamy.

Minggu, 10 Februari 2008

Kamis, 31 Januari 2008

Ya sohibaz zaman


welcome ya sohiba zaman ya muhammad bin hasan al mutazhor al qoim almahdi alaihis salam
Ya Alloh please help to recognizing Him for this time.You are my arm ,living, loving,until heaven

Senin, 28 Januari 2008

Imam Husain as makam's



A Gift from Imam Al-Husayn (A.S.)
(courtesy - Al Mahdi Center - Wesses - UK)
mulla@almahdi.org.uk
On the 10th day of Muharram, known as the day of ‘Aashura, in the year 61 A.H. when Imam Abu ‘Abdillahil Hussein (as) came into the tent to bid farewell to his family members, he held the hand of his sick son, Ali ibn al-Hussein (as) and pressed it against his chest. He (as) then said,
“O son! I am teaching you a dua’ which you should remember. Angel Jibrael taught it to my grandfather the messenger of Allah who passed it to my mother Fatima. Whenever you have a special need or are faced with any calamity or crises, or are inflicted with any grief or hardship, then recite the following supplication”:
By the truth of Yaseen (a title of the Holy Prophet) and the Quran full of wisdom And for the sake of Taa-haa (another title of the Holy Prophet) and the great Quran O He Who is able to fulfil the desires of those ask. O He Who knows what is in the heart. O He Who banishes sorrow from the sorrowful. O He Who dispels grief from those who grieve. O He Who is merciful to old men. O He Who provides for infants. O He Who needs not to be explained. Send blessings upon Muhammad and his progeny and fulfil for me…(mention your wishes)
Transliteration


BIHAQQI YASEEN WAL QUR-AANIL ‘HAKEEM WA BIHAQQI TAA-HAA WAL QUR-AANIL ‘ADHEEM YAA MAN YAQDIRU ‘ALAA ‘HAWAA-IJIS-SAA-ILEEN YAA MAN YA’LAMU MAA FID-DHAMEER YAA MUNAFFISAN ‘ANIL MAKROOBEEN YAA MUFARRIJAN ‘ANIL MAGHMOOMEEN YAA RAA-‘HIMA SHAYKHIL KABEER YAA RAAZIQAT TIFLIS-SAGHEER YAA MAN LAA YAHTAAJU ILAT-TAFSEER SALLI ‘ALAA MUHAMMADIN WA AALI MUHAMMADIN WAF-‘AL BEE …….(mention your wishes)

Mafateeh al-Jinaan, page no. 380
Ask your Hajaats after reading this Dua'. Insha'Allah your Duas' will be accepted May Allah swt fulfill all your legitimate wishes with the Wasila of this Dua'




tinking Alloh's great


Alloh great


Bismillahirohmanirrohim...........sesengguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan bergantinya siang dan malam terdapat tanda - tanda kekuasaan Alloh dan bagi siapa yang mau berpikir

great creature

astaghfirullohal adzim subhanalloh laa haulaa walaa quwwata illa billahil ,aliyil adzim
please forgive me ya alloh.





Ya husain ya syahida..............alam menangisi karena sahidMu .semua tangisan takkan berhenti karena jiwaMu, Ya robbi smoga seetiap air mata ini sbg saksi sbg rasa cinta kepada Husaina Asyahida smoga airmata ini sbg pengiring cinta kpd Fatimah zahra ......

tragedi karbala awal kebangkitan


asaalamu alaikum

asalamu'alalaika ya rosululloh
asalamu'alaika ya fatimah zahra as
asalamu'alika ya ali bin abi tholib karomallohu waj'ah
asalamu'alaika ya hasan as
asalamu'alaika ya husain as

bi abi wa umu wa nafsi ilhamkan kecintaan kepada Kalian
ya alloh terangi hidup kami dgn cahaya Mereka
mudahkan langkah ini tuk sambut cinta abadi Mereka
ya alloh ampuni kami atas cahaya mereka
bangkitkan kami bersama mereka
ya alloh sayangi kami atas kecintaaMu pada Mereka

sholi ala Muhammad wa alih Muhammad
ya arhamar rohimin